Saturday, 11 June 2016

Beberapa Negara Tak Berani Pakai Angka 4, Benarkah 4 Adalah Tanda Kematian?



Saat kamu masuk ke lift dan hendak menekan tombol angka, apakah kamu sadar bahwa jarang terdapat angka 4 di antara deretan tombol lainnya? Tak hanya itu saja, bahkan untuk kamar hotel juga tak ada yang dimulai ataupun terdapat angka 4 di dalamnya.
Sebenarnya, ada apa sih dengan angka 4 tersebut?


Ternyata, angka 4 dalam bahasa Mandarin adalah四 [sì] , yang terdengar sama dengan死 亡 [sĭwáng] yang artinya kematian.

Di pengucapan bahasa Mandarin, huruf-huruf memang bisa terdengar sama, bahkan mengandung huruf sama, hanya pengucapan atau nadanya saja yang berbeda. Sebenarnya tak hanya untuk masyarakat Tionghoa saja, namun juga untuk Jepang dan Korea.
Budaya ketiga negara ini sangat mirip. Oleh karena itulah, kata-kata yang mengandung konotasi, huruf, serupa dengan kematian dianggap kurang beruntung atau tidak bagus. Bahkan, hal yang sama pun diterapkan oleh negara Vietnam. Lalu apa saja fakta menarik tentang angka 4?

1. Perusahaan mobil Alfa Romeo di Singapura mengganti nama mobil terbarunya, 144 Car, karena orang takut membeli mobil tersebut.

3-588856ff10816eb5a84469171667a5a4.jpg

2. Nokia tak pernah mengeluarkan model handphone diawali dengan angka 4.

4-18c8fde963a92ec09a87ba19cf747451.jpg

3. Di Jepang, angka 49 tidak disukai karena terdengar serupa dengan kalimat lain dengan arti sakit sampai mati.

5-fdffcbe69eaf4e033cc8530390d56059.jpg

4. Beijing menghentikan produksi plat mobil yang mengandung angka 4.

skoda-octavia-china-0369-e367cd30b67defe9df38be773259f01d.JPG

5. Kamu takut juga dengan angka 4? Berarti kamu mengidap “Tetraphobia”.

gu-13f77ea05f60d206c8a0dbcfd324859b-0eb866b41fec106185091f3b92c961db.jpg

Jadi, sebenarnya ketakutan atau sikap anti orang-orang terhadap angka 4 hanya berdasarkan mitos sekaligus pengucapan yang mirip dengan kematian saja. Tak ada fakta bahwa angka 4 telah menelan banyak korban.
Nah, sekarang jadi tahu kan fakta atau kebenaran di balik angka 4 yang begitu misterius ini?

Author:

0 komentar: