Saturday 14 November 2015

Taufik Ismail: Pendiri Gerwani Bilang ke DN Aidit Komunis itu Sesat!

SK Tri Murti berdiri di samping Bung Karno/Foto:Siaga.co
SOERASTI Karma Trimurti merupakan satu dari 6 orang pendiri Gerakan Wanita Sedar (Gerwis) pada tahun 1950 yang kemudian berubah menjadi Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani).
Sebelum kemerdekaan dirinya dikenal gigih mengkritik tindak kolonialisme Belanda yang membuatnya sering keluar masuk penjara. Pasca kemerdekaan dirinya diangkat menjadi Menteri Perburuhan RI dari tahun 1947 sampai tahun 1948. Ia juga aktif di Partai Buruh Indonesia, dan memimpin sayap wanitanya.
Dia menjadi ketua Gerwani yang pertama menggantikan Tris Metty anggota PKI militan sebelum Peristiwa Madiun 1948.
Ada cerita menarik seputar peristiwa 1965 dan S.K. Trimurti yang tiba-tiba saja keluar dari keanggotaan PKI. Bahkan akibat tindakannya membuat Dipa Nusantara Aidit kebingungan.
Dalam sebuah Diskusi Hari Pahlawan di Hotel Sofyan, Jakarta, beberapa hari lalu, Taufiq mengaku cerita ini dituturkan langsung dari mulut Trimurti sendiri kepada dirinya.
Taufiq menceritakan, sebagai tokoh komunis, Trimurti melakukan kunjungan ke berbagai negara komunis selama 2 tahun. Januari 1965, ia mendarat pulang ke Indonesia. Sepulang dari negara komunis, Tri justru membuat pernyataan yang membuat gempar banyak pihak.
“Dia membuat sebuah pernyataan pers yang mengejutkan yakni Ia keluar dari PKI,” tutur Taufiq.
Mendengar kabar tersebut, sontak DN. Aidit segera keluar dari Central Comittee PKI di Kramat Lontar menuju rumah Sayuti Melik, suami Tri. Kebetulan jarak rumah Sayuti dari CC PKI tidak begitu jauh. Ia secara tergesa-gesa, berlari kecil dan menemui Tri.
“Ini gimana Bu, sebentar lagi kita mau ada kerja besar ini (Kudeta September 1965), Bu?” ujar Aidit.
Ditanyai seperti itu Tri menjawab, “Dit, aku sudah lihat komunisme selama dua tahun di seluruh dunia. Ideologi ini adalah ideologi yang lanco, tidak benar, sesat. Aku keluar, aku tidak bisa pertanggung jawabkan ini,” kata Tri.
Peristiwa tersebut, kata Taufiq, terjadi di bulan September 1965.
Lebih dahulu dari istrinya, Tri, Sayuti Melik telah lebih dulu keluar dari komunis dan kemudian ikut Partai Murba.
Ucapannya Sayuti melik adalah, “Kalau ada anak muda membaca buku-buku Marxisme dan Leninisme tidak tertarik pada komunisme, maka pemuda itu adalah pemuda yang bebal. Tapi kalau sudah tua masih komunis juga, ia yang paling bebal.”
“Cerita tentang itu saya dapatkan langsung dari ibu SK Trimurti sendiri,” ujar Taufiq. 

Author:

0 komentar: