Bergkamp mampu menuntaskan pembalasan dendam kepada Argentina melalui gol legendarisnya di Piala Dunia 1998.
Dennis Bergkamp adalah sang fenomenal. Inilah legenda Belanda yang mampu menaklukkan Argentina di Piala Dunia 1998 dengan tarian golnya yang sensasional!
Bergkamp pernah mencetak gol sensasional ke gawang Leicester City ketika ia berseragamArsenal, yakni pada 27 Agustus 1997. Ia bahkan mampu mencetak hat-trick di pertandingan yang berakhir imbang 3-3 itu.
Gol pertama dilakukan dengan sepakan jarak jauh, dari depan kotak penalti, dan bola menjurus ke pojok gawang. Gol kedua terlebih dahulu dengan melewati penjagaan seorang bek, Matt Elliott, dan kemudian mengecoh kiper Kasey Keller.
Sementara gol ketiga adalah yang ikonik karena setelah menerima umpan panjang dengan kaki kanan, berpindah kontrol dengan kaki kiri, kemudian bergerak satu langkah dan melepaskan sontekan ke pojok gawang.
Bergkamp mengakui itu adalah gol terbaiknya selama berseragam Arsenal. Sebelum testimoninya pada Juli 2006, ia menjelaskan kenapa menyebut demikian.
“Favorit saya adalah gol hat-trick lawan Leicester karena ketika bermain sepakbola, Anda memiliki hal-hal tertentu di dalam pikiran Anda yang ingin Anda raih, dan ini adalah seperti itu. Dalam pikiran saya, saya ingin melakukan seperti itu dan itu sepenuhnya berjalan sesuai rencana, hanya dua detik sebelumnya. Dengan gol-gol seperti itu, ada banyak skill yang terlibat dan itu harus berjalan bersama,” ujarnya.
Tapi, ketika ditanya, manakah gol terbaiknya sepanjang karier, apakah lawan Leicester City atau Argentina? Rupanya, tanpa ragu Bergkamp menjawab secara pasti. “Argentina,” kata dia. Lalu, apa alasannya? “Karena itu adalah perempat-final Piala Dunia,” ujarnya.
Bergkamp hanya butuh tiga sentuhan untuk bisa menjebol gawang Argentina yang dikawal Carlos Roa. Ia punya segalanya untuk mewujudkan gol itu, lewat kerjasama tim yang sempurna, plus visi, teknik, kecerdikan, serta ketenangan yang dimilikinya.
Sentuhan pertamanya adalah ketika ia menerima umpan jarak jauh (sekitar 60 yard), bahkan dari tengah lapangan, dari Frank de Boer, ketika di sisi kiri kotak penalti lawan dengan kaki kanannya.
Bola kemudian digiring dengan sentuhan kedua, lewat kaki kanannya juga, melewati penjagaan Roberto Ayala. Sentuhan ketiga dimanfaatkan dengan sontekan ke arah pojok kanan gawang, tanpa bisa dihalau sang kiper. Terciptalah momen keindahan estetis.
Gol tersebut mirip gol ketiga Bergkamp saat lawan Leicester City, degan tiga kali sentuhan lewat umpan panjang juga, hanya saja kali ini semuanya dilakukan dengan kaki kanannya yang sangat kuat.
“Setelah sentuhan kedua, saya tahu ini tidak akan salah. Anda ada di momen itu. Itulah feeling. Setelah dua sentuhan pertama…itulah momennya! Ini seperti hidup Anda yang mengarahkan kepada momen ini,” ujar Bergkamp.
Di pertandingan babak perempat-final yang berlangsung di Stade Vélodrome, Marseille, 8 Juli 1998 itu, Belanda unggul lebih dahulu pada menit ke-12 lewat aksi Patrick Kluivert denganfinishing instingtif yang tipikal dari dalam kotak penalti. Lima menit berselang, Argentina mampu menyamakan kedudukan setelah Claudio Lopez mampu menaklukkan Edwin van der Sar.
Belanda terpaksa harus bermain dengan sepuluh orang setelah Arthur Numan mendapat kartu kuning kedua alias kartu merah pada menit ke-76. Ketika itu Bergkamp belum bermain bagus. Padahal, di putaran sebelumnya, di babak 16 besar, saat tim menang 2-1 atas Yugoslavia, ia bermain apik sekaligus ikut mencetak gol.
Argentina tampaknya akan memenangkan pertandingan ketika memasuki menit ke-87. Ariel Ortega masuk ke dalam kotak penalti Belanda dan sempat bersentuhan dengan Jaap Stam sebelum terjatuh. Wasit tidak menunjuk titik putih sehingga tidak ada penalti.
Van der Sar bergerak maju sembari mengatakan kalau Ortega telah melakukan diving. Ortega tak terima, ia melompat dan mengarahkan dahinya ke dagu sang kiper, yang sampai terjatuh. Tindakan ini membuat Ortega harus mendapat kartu merah.
Kedudukan jadi imbang, kedudukan 1-1, dan kedua tim harus bermain dengan sepuluh pemain. Para penonton mengira pertandingan akan dilanjutkan dengan babak tambahan waktu untuk mengetahui siapa pemenang duel yang sangat menarik ini.
Tapi, ketika pertandingan akan memasuki injury time, Bergkamp muncul sebagai pahlawan. Golnya, selain cantik nan menawan, juga sangat penting dan menentukan. Inilah salah satu gol paling bersejarah bagi The Iceman!
“Saya tidak mengira Anda akan pernah memainkan sebuah pertandingan yang sempurna,” ujar Bergkamp dikutip Daily Mail, ketika ditanya bagaimana perasaannya tentang gol heroik itu. Ketika ditanya lagi apakah gol itu sempurna, ia menjawab dengan pasti, “Ya, momen ini sempurna!”
Gol dan kemenangan atas Argentina itu terasa sangat istimewa buat Belanda dan Bergkamp. Sebab, tim asal Amerika Latin pernah mengalahkan mereka di final Piala Dunia 1978.
Pertandingan itu adalah memori sepakbola pertama buat Bergkamp: ketika itu usianya baru delapan tahun, sedang berada di rumahnya di Amsterdam, menyaksikan dengan tatapan anak-anak ketika sontekan Rob Rensenbrink di penghujung laga hanya menerpa mistar gawang.
Andai saja ini berbuah gol, gelar sudah ada dalam genggaman karena di babak tambahan waktu, Argentina mencetak gol penentu kemenangan lewat aksi Mario Kempes dan Daniel Bertoni. Tim Tango menang 3-1! Sebuah memori buruk buat Bergkamp, tapi suatu saat nanti bisa dibalasnya.
Setelah menyingkirkan Argentina, Belanda harus bertemu dengan Brasil di babak semi-final. Pertandingan normal berakhir imbang 1-1 dan tidak ada gol di babak tambahan waktu. Dalam penentuan adu penalti, Tim Samba menang adu tos-tosan 4-2. Langkah Tim Oranye harus terhenti. Dalam perebutan peringkat ketiga, mereka justru kalah 2-1 di tangan Kroasia.
Meski terhenti di babak semi-final, Belanda patut berbangga karena mereka bisa membalaskan dendam kepada Argentina lewat aksi memukai Bergkamp. Yang jelas, gol Bergkamp itu, sebagai golnya ke-36 bersama timnas Belanda sekaligus memecahkan rekor Faas Wilkes sebagai pencetak gol terbanyak sepanjang masa, sangat berarti buat dirinya.
“Setiap anak punya mimpi: ‘Saya ingin mencetak gol di Piala Dunia.’ Mencetak gol penentu di final, tentunya. Tapi dalam hal ini…mencetak gol seperti itu, dalam gaya saya? Cara saya mencetak gol, dalam tahap itu, di pertandingan yang sangat berarti sesuatu, karena itu penting buat saya juga. Saya suka sepakbola bagus, sepakbola menarik, tapi itu harus berarti sesuatu,” ujar Bergkamp dikutip The Guardian.
Bergkamp menjalani debutnya untuk Belanda di pertandingan lawan Italia pada 26 September 1990 sebagai pemain pengganti untuk de Boer. Gol perdananya untuk timnas adalah lawan Yunani pada 21 November 1990, sedangkan gol terakhirnya terjadi saat lawan Brasil pada 9 Oktober 1999.
Ia memutuskan pensiun dari timnas setelah kekalahan adu penalti 3-1 di tangan Italia di semi-final Euro 2000. Total, ia menjalani 79 caps dengan mencetak 37 gol. Rekor golnya itu kemudian dipecahkan Patrick Kluivert pada Juni 2003.
Di level klub, Bergkamp pernah bermain untuk Ajax Amsterdam, sebagai klub pertamanya, Inter, dan Arsenal, dengan total penampilan sebanyak 552 kali dan mencetak 201 gol.
Bergkamp pantas disebut sebagai salah satu dari sepuluh atau 10 pemain terbaik sepanjang masa. Dalam semua hal brilliant yang dilakukan para pesepakbola, passing dan sentuhan pertama adalah hal yang sangat bagus, dan Bergkamp adalah spesialis untuk itu.
Momen-momen terbaiknya merepresentasikan sepakbola dengan kedalamannya. Bergkamp memiliki kapasitas supernatural untuk menciptakan level intelegensi dan teknik permainan sepakbola menawan yang kita lihat selama ini
sumber : goal.co.id
0 komentar: