Brilio.net - Seorang fotografer perempuan bernama Dorothea Lange dikenal luas karena hasil jepretannya di tahun 1930-an yang mendunia. Salah satu karyanya yang begitu ikonik adalah foto seorang ibu imigran yang dipeluk dua dari tujuh anaknya. Berkat foto itu ia pun disewa Pemerintah AS di tahun 1942 untuk mendokumentasikan evakuasi dan relokasi warga Jepang-Amerika selama Perang Dunia II terjadi.
Lange ternyata tidak begitu senang dengan pekerjaan itu, ia kemudian memotret sisi lain dari kebijakanPemerintah AS itu. Ia memotret bagaimana penderitaan yang dirasakan oleh 'tawanan' pemerintah itu. Tak lama, komandan militer menyadari bahwa Lange berseberangan dengan kebijakan Pemerintah AS itu. Pihak pemerintah pun menyita hasil jepretannya selama Perang Dunia II itu dan menyimpan dalam Arsip Nasional.
Pada tahun 2006, hasil jepretan Lange itu pun diungkap kembali. Nah, begini penampakan 20 foto langka orang Jepang di kamp Amerika selama PD II yang brilio.net lansir dari My Modern Met, Jumat (23/12).
1. 25 April 1942, San Francisco, California.
Warga keturunan Jepang mengantri untuk mendaftar pengevakuasian.
2. San Fancisco, California.
Anak-anak keturunan Jepang dievakuasi dan ditempatkan pada Pusat Otoritas Relokasi Perang. Mereka disediakan fasilitas untuk melanjutkan pendidikan di Sekolah Raphael Weill.
3. 2 Mei 1942, Byron, California.
Generasi ketiga anak-anak Amerika keturunan Jepang di kerumunan yang sedang menunggu bus datang yang akan membawa mereka ke Pusat Pertemuan.
4. 8 Mei 1942, Hayward, California.
Keluarga Mochida sedang menunggu bus evakuasi. Mereka menggunakan tanda pengenal agar tidak terpisah saat fase evakuasi.
5. Sacramento, California.
Kondisi rumah-rumah orang Jepang dua hari sebelum evakuasi dilaksanakan.
6. 29 April 1942, San Bruno, California.
Antrian para 'tawanan' yang baru turun dari bus-bus evakuasi untuk ditempatkan pada kamp masing-masing.
7. 19 Mei 1942, Stockton, California.
Seorang ibu muda keturunan Jepang baru saja tiba di Pusat Pertemuan bersama bayinya.
8. 16 Juni 1942, San Bruno, California.
Banyak pengungsi yang bingung harus melakukan aktivitas apa. Mereka hanya berjalan-jalan, saling mengunjungi kerabat di dalam kerabat dan lain-lain.
9. 16 Juni 1942, San Bruno, California.
Sebuah tanda di pintu masuk utama di Pusat Pertemuan Tanforan, gerbang dijaga dan dikontrol oleh tentara AS.
10. 16 Juni 1942, San Bruno, California.
Potret ini menunjukkan salah satu jenis kamp untuk digunakan satu keluarga. Kamp ini dulunya adalah bekas tempat kuda balap yang disulap jadi kamp bagi 'tawanan'.
11. 3 Juli 1942, Pusat Relokasi Manzanar, California.
otret kamp di Pusat Otoritas Relokasi Perang yang habis diterpa badai dan meninggalkan tumpukan debu di mana-mana.
12. 2 Juli 1942, Pusat Relokasi Manzanar, California.
Potret waktu makan di dalam ruang aula di Pusat Otoritas Relokasi Perang untuk pengungsi keturunan Jepang.
13. 2 Juli 1942, Pusat Relokasi Manzanar, California.
Seorang koki keturunan Jepang berada di Pusat Otoritas Relokasi Perang.
14. 2 Juli 1942, Pusat Relokasi Manzanar, California.
Seorang kakek keturunan Jepang sedang mengajari cucunya berjalan di Pusat Otoritas Relokasi Perang.
15. 2 Juli 1942, Pusat Relokasi Manzanar, California.
Seorang anak kecil sedang potong rambut di Pusat Otoritas Relokasi Perang.
16. 30 Juni 1942, Pusat Relokasi Manzanar, California.
William Katsuki, mantan tukang kebun profesional khusus perkebunan besar di California Selatan. Ia sedang menunjukkan keterampilan dan kelihaiannya dalam menciptakan benda-benda seadanya menjadi taman yang indah di belakang kampnya.
17. 30 Juni 1942, Pusat Relokasi Manzanar, California.
Warga keturunan Jepang yang sedang membersihkan semak-semak untuk memperluas Pusat Otoritas Relokasi Perang bagi pengungsi.
18. 1 Juli 1942, Pusat Relokasi Manzanar, California.
Warga keturunan Jepang sedang membuat jaring kamuflase untuk Departemen Perang.
19. 28 Juni 1942, Pusat Relokasi Manzanar, California.
Warga keturunan Jepang juga bercocok tanam di Pusat Otoritas Relokasi Perang.
20. Pusat Relokasi Manzanar, California.
Rumput dan bunga-bunga juga mulai ditanam oleh beberapa pengungsi di kamp mereka.
sumber : brilio.net
0 komentar: