Cara tubuh manusia bekerja adalah sebuah misteri, dan keinginan kita untuk menguak tabir rahasia alam telah menuntun kita terhadap sejumlah kesalahpahaman. Banyak informasi yang kita percayai — dan sebarkan — tentang tubuh manusia didapat dari guru sekolah bahkan oleh dokter sendiri, sehingga diterima secara luas sebagai kebenaran.
Berikut ini adalah 6 mitos seputar tubuh manusia yang tidak sepenuhnya benar.
1. Bulu halus akan tumbuh semakin lebat kalau sering dicukur
Tidak benar.
Mencukur, atau menghilangkan bulu halus dengan metode apapun, tidak akan mengubah ketebalan, warna, maupun laju pertumbuhan rambut. Mencukur bulu hanyalah memangkas rambut di permukaan kulit dan tidak memiliki efek apapun pada bagian akar rambut di bawah kulit, di mana proses pertumbuhan dan pigmentasi rambut terjadi.
Setelah bercukur, ujung batang rambut akan menjadi tumpul dan mungkin Anda akan merasakan sensasi kasar selama beberapa waktu rambut bertumbuh kembali. Demikian pula dengan perubahan warna yang mungkin Anda sadari. Rambut baru tumbuh belum terkena ekspos matahari atau bahan kimia lainnya, sehingga menghasilkan penampilan yang lebih gelap daripada rambut lainnya.
2. Hujan-hujanan atau makan es krim bisa bikin flu
Mitos ini sudah akrab kita dengar sejak kecil, dan masih bertahan hingga saat ini. Yang tidak banyak orang tahu, sebenarnya tidak ada hubungannya sama sekali antara pilek dan flu, dengan suhu dingin, baik itu berlama-lama di bawah hujan, menghabiskan dua liter eskrim sekaligus, atau bekerja di bawah terpaan AC kantor selama delapan jam setiap hari.
Udara dingin tidak akan menyebabkan flu dan pilek. Flu disebabkan oleh virus, rhinovirus. Teknisnya, virus hanyalah sebuah bangkai organisme yang dibalut oleh lapisan protein yang bertujuan menginfeksi sel organisme hidup. Maka dari itu, perubahan suhu (dingin ke panas, atau panas ke dingin) tidak akan memiliki pengaruh apapun terhadap virus.
Virus flu ada di mana-mana dan sulit untuk dihindari. Flu akan menyebar saat virus berpindah tangan dari satu orang ke (banyak) orang lain, dan Anda harus terkena paparan dari orang lain. Saat musim hujan, orang-orang akan cenderung untuk tinggal di dalam ruangan. Maka dari itu, Anda akan lebih rentan terhadap flu, karena: 1) Anda berada dekat dengan orang lain, dan 2) Anda dan orang-orang lainnya berada dalam satu ruangan tertutup dalam satu waktu. Jika satu orang saja sakit di ruangan tersebut, ada peluang besar untuk virus dapat menyebar.
Selain itu, udara dingin juga memicu perubahan pada sistem imun. Molekul yang berfungsi untuk mendeteksi virus di dalam sel dan memberi perintah pada sel untuk melawan virus menjadi kurang sensitif pada saat suhu dingin.
Banyak penelitian yang telah menyelidiki hubungan antara cuaca dingin dengan flu dan pilek. Mereka menemukan bahwa tubuh manusia tetap bisa terjangkit rhinovirus pada tingkat yang sama, baik pada cuaca dingin atau panas.
3. Membaca di ruang gelap akan merusak mata
Asumsi ini berawal dari peningkatan kejadian rabun jauh pada golongan akademisi dan pemikir. Di masa lalu, kondisi lingkungan saat membaca melibatkan pencahayaan yang jauh lebih minim, hanya bergantung pada cahaya lilin atau lampion, maka kasus rabun dekat tercatat semakin meninggi selama beberapa abad terakhir. Walaupun begitu, klaim ini tidak didukung oleh penelitian medis yang cukup.
Dilansir dari Life Hacker, Rachel C Vreeman, peneliti kesehatan anak dan profesor kedokteran anak, Aaron E. Carrol, menyatakan bahwa membaca di tempat dengan pencahayaan redup membuat mata cepat lelah, tapi tidak akan menyebabkan kerusakan serius dan permanen.
Hal yang sama juga diutarakan oleh Richard Gans, MD. FACS, dokter mata di Cleveland Clinic Cole Eye Institute, dikutip dari WebMD. Pekerjaan visual yang menantang, seperti membaca di pencahayaan redup, menurut Gans, bisa membuat mata kering karena Anda akan lebih jarang berkedip. Layaknya otot tubuh Anda pada umumnya, mata akan jadi lelah saat bekerja keras untuk mengusahakan cahaya masuk sebanyak mungkin sambil memfokuskan pada baris teks kecil di ruang gelap.
Mata kering memang tidak nyaman, tapi tidak akan mengubah fungsi dan/atau struktur dasar mata Anda. Prinsip yang sama juga berlaku pada mitos “menonton tv terlalu dekat akan merusak mata”. Mata lelah dan kering adalah kondisi umum yang mudah untuk diatasi.
4. Minum 8 gelas air putih setiap hari
Tidak ada bukti sains kuat yang bisa mendukung klaim ini.
Asumsi ini berangkat dari rekomendasi US Food and Nutrition Board tahun 1945 bahwa kita harus mengonsumsi 2,5 liter cairan setiap hari. Tetapi, ada satu kalimat pendukung yang dilupakan dari iklan masyarakat ini: asupan cairan harian bisa Anda dapatkan dari banyak sumber makanan.
Air banyak terkandung di buah dan sayuran. Air ada di dalam jus, teh, bahkan kopi dan bir. Artinya, air putih bukanlah satu-satunya sumber cairan yang bisa Anda konsumsi. Dilansir dari The New York Times, Anda tidak harus mendapatkan asupan cairan dari air putih saja. Anda juga tidak harus khawatir bahwa Anda akan sangat kehausan jika Anda tidak minum air putih.
Tubuh manusia bekerja sedemikian rupa untuk memberi tahu Anda untuk minum sebelum Anda benar-benar dehidrasi.
5. Rambut dan kuku akan terus tumbuh setelah meninggal
Tidak benar.
Layaknya organ tubuh manusia yang lain, untuk rambut dan kuku bisa bertumbuh dengan baik, mereka membutuhkan tiga hal penting: nutrisi, oksigen, dan darah. Tiga hal ini tentunya tidak dimiliki oleh mayat, bukan?
Kenyataannya, tubuh mayat akan mulai mengering dan mengerut akibat tidak adanya tiga komponen penting di atas untuk membuatnya bertumbuh. Kulit akan tertarik dari pangkal kuku dan tengkorak kepala sedemikian rupa sehingga rambut dan kuku mayat tersebut terlihat bertambah panjang.
6. Gigi yang sehat terlihat putih cemerlang
Setiap produk pasta gigi di pasaran menjanjikan dua hal: napas segar dan gigi putih bersihmengkilap.
Padahal, barisan gigi putih mengkilap justru jauh dari warna alami gigi. Tidak banyak orang yang tahu bahwa warna asli gigi manusia sebenarnya adalah kuning. Kopi, rempah, dan rokok memang bisa membuatnya semakin gelap dan kusam, sama halnya dengan jarang gosok gigiatau menggunakan narkoba.
Pemutihan gigi bisa merusak gigi. Demikian pula dengan bulu sikat gigi yang kasar. Keduanya akan mengelupas lapisan terluar pelindung gigi. Pasta gigi pemutih, dilansir dari BBC, juga terbukti tidak bisa memutihkan gigi Anda. Agen pemutih yang terkandung dalam pasta gigi pemutih hanya bekerja mencerahkan warna gigi, dengan membantu mencegah pembentukan plak dan mengurangi noda gigi.
sumber : hellosehat.com
0 komentar: